JAKARTA- Sars Cov-II atau virus corona menyebar ke sejumlah pesantren di Kabupaten Ponorogo, Magetan, dan Wonogiri. Kabar gembiranya, 86 santri Pondok Pesantren Gontor di Ponorogo yang positif COVID-19 sudah sembuh semua. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag), Waryono mengatakan, kasus corona di
Ilustrasi santri yang beradab. Foto UnsplashDalam proses pembelajaran, santri membutuhkan orang alim berilmu seperti guru. Dalam Islam, guru merupakan orang berilmu yang harus dihormati, selagi apa yang disampaikannya merupakan kebenaran dan sesuai dengan ajaran Rasulullah. Untuk itu, saat berinteraksi dengan guru, santri wajib memperhatikan adab-adab. Menurut buku Pendidikan Bukan-Bukan oleh Dr. Ulil Amri Syafri, 2019 22 zaman dahulu, demi memperoleh sepotong hadits atau menimba ilmu di sebuah majelis, orang-orang rela melakukan perjalanan jauh. Melihat perjuangan inilah, seorang santri wajib menghargai guru-gurunya. Kewajiban santri untuk beradab terhadap guru sebagaimana nasihat Imam Al Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 431 sebagai berikutآداب المتعلم مع العالم يبدؤه بالسلام ، ويقل بين يديه الكلام ، ويقوم له إذا قام ، ولا يقول له قال فلان خلاف ما قلت ، ولا يسأل جليسه في مجلسه ، ولا يبتسم عند مخاطبته ، ولا يشير عليه بخلاف رأيه ، ولا يأخذ بثوبه إذا قام ، ولا يستفهمه عن مسألة في طريقه حتى يبلغ إلى منزله، ولا يكثر عليه عند “Adab murid terhadap guru, yakni mendahului beruluk salam, tidak banyak berbicara di depan guru, berdiri ketika guru berdiri, tidak mengatakan kepada guru, “Pendapat fulan berbeda dengan pendapat Anda”, tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya ketika guru di dalam majelis, tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru, tidak menunjukkan secara terang-terangan karena perbedaan pendapat dengan guru, tidak menarik pakaian guru ketika berdiri, tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah, tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah.”Apa saja adab santri terhadap guru yang harus diperhatikan?Ilustrasi guru mengajar. Foto UnsplashAdab Santri terhadap GuruMenghimpun dalam buku Manajemen Kurikulum Pendidikan Adab karangan Niswatin Khoiriyah 2021 65 berikut adab santri terhadap guru sesuai dengan apa yang disampaikan Imam Al santri hendaknya lebih dahulu memberikan salam kepada guru. Hal ini sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, bahwa yang muda harus memberikan salam kepada yang lebih tua terlebih Tidak banyak berbicara di depan guruBanyak berbicara bisa berarti merasa lebih tahu daripada orang-orang di sekitarnya. Apabila sikap ini dilakukan di depan guru, akan menimbulkan kesan bahwa santri merasa lebih tahu daripada gurunya. Hal ini tidak pantas dilakukan kecuali atas perintah Ikut berdiri ketika guru berdiriBila guru berdiri, santri sebaiknya lekas berdiri juga. Selain bentuk sopan santun dan akhlak terpuji, hal ini penting apabila guru sewaktu-waktu memerlukan bantuan dan santri bisa sigap untuk membantunya. Demikian pula jika guru duduk, sebaiknya santri ikut santri yang beradab terhadap guru. Foto Unsplash4. Tidak menyangkal penjelasan guruKetika guru memberikan penjelasan yang berbeda dengan apa yang pernah dijelaskan oleh orang lain, sebaiknya santri tidak langsung menyangkalnya. Alangkah lebih baik santri meminta izin terlebih dahulu jika ingin menyampaikan pendapat. Jika guru berkenan, tentu santri boleh menyampaikan pendapatnya. 5. Tidak bertanya-tanya kepada teman sebangku ketika guru mengajarDalam majlis ta’lim atau kegiatan belajar mengajar di kelas, santri hendaknya bertanya kepada guru ketika ada hal yang belum jelas. Hal ini tentu lebih baik daripada bertanya kepada teman di sebelahnya yang bisa membuat guru kurang nyaman. 6. Tidak mengumbar senyum saat berbicaraGuru tidak sama dengan teman dan tidak bisa disetarakan dengan teman. Seorang santri harus memposisikan guru lebih tinggi daripada temannya sendiri. Sehingga ketika berbicara dengan guru, tidak boleh sambil tertawa atau senyum yang guru dan santri. Foto Unsplash7. Tidak terang-terangan menunjukkan perbedaan pendapat dengan guruBisa saja santri memiliki pendapat yang berbeda dengan guru. Jika hal ini terjadi, santri tidak perlu mengungkapkannya secara terbuka sehingga diketahui orang banyak. Lebih baik santri meminta komentar sang guru tentang pendapatnya yang berbeda. Cara ini lebih sopan daripada menunjukkan sikap kontra dengan guru di depan Tidak menarik pakaian guru ketika berdiriKetika guru hendak berdiri dari posisi duduk, mungkin ia membutuhkan bantuan karena kondisinya yang sudah agak lemah. Dalam keadaan seperti ini, jangan sekali-kali santri menarik baju sang guru untuk memberikan bantuan tenaga. Santri bisa berjongkok untuk menawarkan pundaknya sebagai tumpuan untuk berdiri atau tetap sesuai arahan Tidak bertanya di tengah perjalanan hingga guru tiba di rumahJika ada suatu hal yang ingin ditanyakan, terlebih jika itu menyangkut pribadi guru, tanyakan masalah itu ketika telah sampai di rumah. Tentu saja ini berlaku jika perjalanan dengan menumpangi kendaraan Tidak banyak mengajukan pertanyaan ketika guru lelahDalam keadaan guru sedang lelah, seorang murid hendaknya tidak mengajukan banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban pelik. Dikhawatirkan guru kurang berkenan untuk menjawbanya.

KisahNabi Khidir – Al-Khadir (Arab:الخضر, Khadr, Khader, Khidir) adalah nama yang diberikan kepada seorang nabi yang sangatlah misterius dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82. Selain kisah tentang Nabi Khidir yang mengajarkan tentang ilmu dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa. Dalam bukunya yang berjudul “Mystical Dimensions of Islam”, yang ditulis oleh “Annemarie

loading...Ustaz Saeful Huda, dai lulusan Darul Musthafa Hadhramaut Yaman. Foto/Ist Setiap murid wajib menunjukkan adab dan penghormatan yang tinggi kepada gurunya. Jika tidak ada adab maka ilmu yang didapat pun tidak akan berkah. Ilmu layaknya madu yang sulit untuk didapat kecuali di tempat bersih dan menerimanya pun harus dengan hati yang bersih. Berikut kisah para ulama ketika mendidik murid dan santrinya. Kisah ini diceritakan Ustaz Saeful Huda Dai lulusan Darul Musthafa Hadhramaut Yaman. Baca Juga "Kita ini beruntung, guru-guru kita tidak memberikan kita ujian yang berat seperti ujian yang diberikan ulama-ulama terdahulu. Karena mereka tahu hati kita lemah, iman kita lemah tidak seperti santri-santri zaman dahulu," kata Ustaz Saeful Huda .Diceritakan Habib Ali Bin Abdullah Assegaf ketika jauh-jauh datang dari Hadhramaut ke Malibar India untuk berguru kepada Habib Ali Bin Abdullah Alaydrus. Sesampainya ia di depan rumah gurunya dan mengucapkan salam, Sang guru yang waktu itu sedang makan di lantai dua menyuruh khodamnya pelayannya melihat siapa yang ada di depan pintu."Seorang pencari ilmu dari Seiwun-Hadhramaut Habib, namanya Ali Assegaf," jawab itu, Habib Ali Alaydrus mengambil air bekas cuci tangannya dan memberikannya kepada khodamnya. "Ambil air ini dan siramkan kepadanya." Dengan segera si khodam mengambil air kobokan itu dan menyiramkannya ke tubuh Habib Ali Assegaf dari lantai dua. "Mbyuurrr..." Setengah jam kemudian Habib Ali Alaydrus memanggil khodamnya lagi."Coba lihat.. Apakah orang itu masih ada di bawah". Baca Juga Khodamnya melihat ke bawah dan ternyata pemuda itu masih berdiri mematung di depan pintu. Malahan ia masih menunduk penuh takzhim. "Masih Ya Habib, dia masih ada di bawah," jawab khodamnya."Sekarang bukakan pintu untuknya," ujar Habib Ali ketulusan dan keteguhannya itu, kelak Habib Ali Assegaf menjadi salah satu murid kesayangan Habib Ali Alyadrus. Sebagian ulama terdahulu memang mempunyai cara tersendiri dalam menguji keteguhan dan ketulusan santri-santrinya. Tentunya cara-cara 'aneh' yang mereka tempuh dalam mendidik tak lepas dari maksud dan tujuan yang mulia, yang sering kali tak bisa kita ketahui dengan pemahaman dan cara berpikir lain diceritakan, Syaikhona KH Kholil bin Abdul Lathif Bangkalan merupakan salah satu dari ulama yang mendidik murid-muridnya dengan cara-cara unik. Dulu ia mempunyai santri asal Magelang, Manab namanya. Selama liburan, karena termasuk dari golongan yang tak mampu dan tak pernah mendapat kiriman dari orang tuanya, ia bekerja di sawah sekitar pesantren untuk mengumpulkan beberapa ikat padi yang akan ia gunakan sebagai 'sangu' selama mengaji kepada Syaikhona Kholil .Sesampainya di Demangan, kebetulan Syaikhona Kholil waktu itu sedang duduk di luar rumahnya, melihat santrinya datang membawa dua karung beras, beliau berkata "Kebetulan ayam-ayamku masih belum makan".Manab lekas memahami keinginan Kiyainya, tanpa menunggu lama ia menaburkan beras dua karung itu di kandang ayam-ayam Syaikhona Kholil . Hasil jerih payahnya berbulan-bulan ludes pada waktu itu juga. Sebagai ganti beras itu, Syaikhona Kholil menyuruhnya untuk mengumpulkan daun mengkudu sebagai makanan sehari-harinya. Santri bernama Manab itu kelak menjadi ulama besar di zamannya, mendirikan pesantren yang memiliki ribuan santri hingga saat ini, ia dikenal dengan KH Abdul Karim, pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Baca Juga Lain lagi yang dialami santri bernama Muhammadun. Sehari sebelum santri asal Lasem itu datang ke Bangkalan, Syaikhona Kholil menyuruh murid-muridnya untuk membuat 'kurungan' ayam. Keesokan harinya Syaikhona Kholil menyambut kedatangan Muhammadun lalu memerintahkannya untuk menjebloskan diri ke dalam kurung ayam itu. Sam'an wa tho'atan ia laksanakan perintah sang guru tanpa protes sedikitpun. Kelak ialah yang akan menjadi salah satu jago tanah Jawa, menjadi Kiyai Alim nan Kharismatik yang dikenal dengan Mbah Kiyai Maksum asal Tambak Beras Jombang bernama Abdul Wahhab malah memiliki pengalaman yang seru dan menegangkan. Ketika baru sampai di gerbang pondok Syaikhona Kholil , ia disambut oleh puluhan santri yang membawa celurit dan pedang dan hendak menyerangnya. Tentu saja ia lari terbirit-birit. Ternyata Syaikhona Kholil sudah mewanti-wanti para muridnya untuk bersiaga di hari itu, kata beliau akan ada 'Macan' yang hendak memasuki area pondok. Dan sialnya, Santri baru bernama Abdul Wahhab itu yang Syaikhona Kholil tuduh sebagai 'Macan' hingga ia menjadi target serbuan para santri .Esok harinya ia kembali lagi, masih juga disambut dengan celurit dan pedang. Ia belum menyerah, ia mencoba lagi di malam ketiga, dan di malam itu ia berhasil memasuki area ponpes. Karena kelelahan ia tertidur di Mushalla Pesantren, Syaikhona Kholil lalu datang dan malam itu, ia resmi diterima menjadi santri Kiyai Kholil. Di masa depan, ialah yang akan menjadi macan NU. Pengasuh Pesantren Tambak Beras yang kita kenal sebagai Kiyai Wahhab Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad , "Orang yang mencari ilmu itu ibarat orang yang membawa wadah untuk meminta madu. Jika ia membawa wadah yang kotor, apakah sang pemilik madu akan menuangkan madunya untuknya? Tentunya ia akan menyuruhnya untuk membersihkan wadahnya terlebih dahulu".Itulah hakikat ilmu layaknya madu, sedangkan Hati kita adalah wadah untuk 'menampaninya' menerimanya. Semakin besar rasa takzhim dan keyakinan kita terhadap guru kita, semakin besar pula wadah yang kita dan pertolongan Allah yang akan kita peroleh lewat guru kita tergantung rasa takzhim, keyakinan dan cara pandang kita terhadapnya. Semoga kita tetap bisa menjaga adab dan sikap takzhim terhadap guru dan ulama kita. Baca Juga Wallahu Ta'ala A'lamrhs
Fasilitasdan jumlah gurunya belum memadai, sebagian statusnya guru honorer. Ada banyak kisah perjuangan guru-guru honorer yang berjuang di wilayah perbatasan. Salah satunya Farida, Ia mengajar di Sekolah Dasar Negeri 10 Nanga Sambus, Kalimantan. Untuk sampai ke lokasi sekolah, Ia harus menempuh jarak sepanjang 20 kilometer.
3 TUJUAN. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) “BAITUL ISHLAH” adalah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Al Quran secara menyeluruh dan intensif untuk menciptakan genarasi yang Qur'ani dengan jalan : Menguatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan pemahaman akidah yang benar.
Bacajuga: Sosok Era Setyowati Alias Sierra Model yang Dinikahi Siri Bos BUMN Profesor M, Mintai Tanggung Jawab "Korban sudah tidak ingin melakukan apa-apa lagi, seperti yang bingung, padahal dulunya anaknya rajin dan penghafal Alquran," katanya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Rabu (07/4/2021), di Cilawu, Garut.

Sedangkanmetode yang digunakan meliputi metode nasehat, keteladanan guru, bimbingan dan pendampingan, praktek dan pembiasaan amalan ibadah, pelurusan motivasi, koordinasi dengan wali santri

Kamu harus taat kepada guru,” ucap Herry yang tertulis dalam surat dakwaan. Sementara itu, rayuan dilancarkan dengan meminta santri untuk memijat kemudian dijanjikan banyak hal mulai dari akan dinikahi hingga akan dijadikan Polwan. Herry juga merayu dengan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang ayah yang bertanggung jawab. Dalamkhutbahnya, Khotib menguraikan kisah nabi Iabrahim dan Ismail yang tertuang di dalam Al-Quran Surat As-Shooffat ayat 102-107. Khotib menjelaskan bahwa, dalam Al-Qur’an secara khusus ibadah kurban dikaitkan dengan kisah penuh makna dari dua figur terkasih Allah, yakni Nabi Ibrahim dan putranya Ismail.
KisahTeladan | Globalj4v4 | Kisah Teladan. Headlines News : DAFTAR ISI; Ternyata Somad tidak berada di kamar.“Somad di kandang” kata salah satu santri yang ada disitu. Mereka pun segera menuju kandang kuda. Tampak Somad sedang memandikan kuda. Abid sebenarnya pemuda miskin yang taat ibadah. Namun kepopuleran paras cantik Al-Malikah
ist1.
  • osah5zh8qw.pages.dev/726
  • osah5zh8qw.pages.dev/35
  • osah5zh8qw.pages.dev/992
  • osah5zh8qw.pages.dev/616
  • osah5zh8qw.pages.dev/634
  • osah5zh8qw.pages.dev/928
  • osah5zh8qw.pages.dev/807
  • osah5zh8qw.pages.dev/942
  • osah5zh8qw.pages.dev/241
  • osah5zh8qw.pages.dev/963
  • osah5zh8qw.pages.dev/227
  • osah5zh8qw.pages.dev/192
  • osah5zh8qw.pages.dev/842
  • osah5zh8qw.pages.dev/92
  • osah5zh8qw.pages.dev/615
  • kisah santri yang taat pada guru